PENYEBAB KRISIS SUBPRIME MORTGAGE


Menurut Brunnermeier ( 2008, Deciphering the Liquidity and Credit Crunch, 2008—08. Working Paper) penyebab ternyadinya housing bubble dan gejolak pasar keuangan dibagi menjadi tiga faktor :

Pertama, rendahnya suku bunga bank dan rendahnya suku bunga mortgage dalam waktu relatif lama, ini menyebabkan terjadinya capital inflow dalam jumlah besar dari luar negeri (terutama dari negara-negara Asia) dan disertai dengan kebijakan zero interest rate (Zero Interest Rate Policy – ZIRP) dari Federal Reserve.

Kedua, Federal Reserve tidak berupaya mencegah terjadinya Housing Bubble, diduga karena ditakutkan terjadi deflasi setelah terjadi pecahnya Internet Stock Bubble.

Baik Housing bubble maupun Internet Stock bubble merupakan financial bubble yang disebabkan oleh perilaku spekulan yang  membeli aset keuangan pada harga diatas harga fundamentalnya dengan harapan mendapat capital gain.

Ketiga, dan yang paling penting, sistem perbankan AS telah berubah dari model hubungan perbankan tradisional, di mana bank memberi pinjaman kemudian mendapat bunga dan pembayaran kembali pokok pinjaman, menjadi, model bank “originate – to – distribute yaitu : pinjaman dikumpulkan kemudian dibuat mekanisme tranched dan kemudian dijual melalui bursa saham.

Model transformasi ini menyebabkan insentive bank dalam melakukan monitoring menjadi berkurang dan meningkatkan resiko yang berkenaan dengan kredit risk apabila bank menahan dalam jumlah besar sekuritas jenis ini.

Pasar kredit subprime di Amerika Serikat sebagian besar adalah dari kredit subprime morgate (kredit KPR subprime). Terminologi “subprime” biasanya ditujukan pada pinjaman (KPR, atau kredit mobil) yang terlihat lebih beresiko (dari sudut pandang peminjam) dibandingkan dengan pinjaman regular (prime). Lebih beresiko bisa disebabkan karena ada ekspektasi default yang lebih besar. Kriteria pinjaman yang dikatagorikan subprime adalah :

1. Berasal dari pinjaman dengan skore kredit yang rendah dan atau ada sejarah bahwa  si penerima kredit pernah bangkrut dan atau si penerima kredit memiliki sejarah pekerjaan yang buruk.

2.  Berasal dari peminjam yang memberi pinjaman high cost dan yang meminjamkan lebih sedikit kepada perusahaan yang disponsori oleh pemerintah (tidak semua pinjaman high cost adalah dikatagorikan subprime).

3. Kredit KPR tertentu  (contoh hybrid morgate 2/28 atau 3/27) yang umumnya tidak tersedia di pasar kredit prime.

Kredit KPR dengan katagori subprime mortgage meningkat secara dramatis dari 8 persen pada tahun 2001 menjadi 21 persen pada tahun 2005. Delapan puluh persen pinjaman subprime disekuritas dalam bentuk Mortgage-Backed Securities (MBS).

—————

10 Februari 2014